Banyak kegiatan yang
telah kita lakukan bersama. Kita berbondong-bondong berziarah ke tempat-tempat
perziarahan yang telah ditentukan, bersama-sama menerima Sakramen Pengakuan
Dosa dan mendapatkan indulgensi penuh, saling mengunjungi antar keluarga,
berdoa bersama dan lain sebagainya. Kita bersama-sama melaksanakan Tahun
Yubileum Kerahiman ini dengan penuh sukacita. Terasa sangat luar biasa.
Namun demikian,
banyak diantara kita yang mungkin belum memahami arti Tahun Yubileum itu
sendiri. Maka kini di hari penutupan Tahun Yubileum Kerahiman ini, marilah kita
bersama mencoba sedikit memahaminya.
Tahun
Yubileum juga disebut sebagai Tahun Suci, yang menjadi salah satu peristiwa
paling penting dalam Gereja Katolik. Ada dua macam Tahun Yubileum: Yubelium
Biasa dan Yubelium Luar Biasa atau Yubelium Agung
Yubelium
Biasa dirayakan setiap 25 tahun sekali, sedangkan Yubelium Luar Biasa dirayakan
untuk peringatan tertentu.
Yubileum
atau Tahun Suci mulai dirayakan pada tahun 1300 oleh Paus Bonifasius VIII, dan
kemudian menjadi tradisi Gereja Katolik sejak tahun 1475, yang merupakan sarana
pengampunan menyeluruh yang terbuka bagi semua umat. Tahun Suci adalah waktu spesial
untuk mencapai Allah dan sesama.
Yubelium
Biasa terakhir diselenggarakan pada tahun 2000 saat gereja memasuki millenium
baru, millenium ketiga, dan hingga saat ini telah diselenggarakan 24 kali
Yubelium Biasa.
Tahun 2015-2016 ini,
telah dicanangkan kembali sebagai Tahun Yubelium. Dan karena belum genap 25
tahun dari Yubelium terakhir, maka menjadikannya sebagai Tahun Yubelium Luar
Biasa, yang merupakan kali ke-5 dicanangkan oleh gereja. Yang terakhir
sebelumnya adalah pada tahun 1983 yang dicanangkan oleh Paus Yohanes Paulus II
untuk merayakan 1950 tahun wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
Lalu
kenapa Paus Fransiskus mencanangkan Yubileum Luar Biasa pada tahun ini?
Paus
Fransiskus mengumumkan Yubileum Kerahiman pada Maret 2015 dan kemudian menjelaskan
alasannya pada saat membacakan Bulla (Surat Paten) Kepausan pada bulan April.
Alasan beliau adalah sebagai berikut, bahwa
saat ini gereja sedang berada dalam perubahan sejarah, dipanggil untuk
menawarkan tanda kehadiran dan kedekatan Allah dengan intensitas yang lebih
besar. Ini bukan saatnya larut dalam kebingungan.
Ketua
organisatoris Tahun Yubileum, Uskup Agung Rino Fisichella menambahkan: “Kita hendaknya memahami bahwa alasan
paling utama dari perayaan ini adalah untuk memunculkan pemahaman dalam diri
kita masing-masing bahwa kita memiliki kebutuhan yang begitu mendalam akan
kehadiran Allah.”
Sakramen
Rekonsiliasi / Pengakuan Dosa akan mendapat tempat paling utama dalam seluruh
hari selama Yubileum, tetapi ada beberapa gereja yang didedikasikan secara
khusus untuk merayakan sakramen Rekonsiliasi
“Gereja sedang berada dalam perubahan
sejarah”,
begitu sepenggal kalimat yang disampaikan oleh Paus Fransiskus. Hal serupa
telah juga disampaikan oleh Rm. Henrikus Suwaji, O.Carm dengan mencanangkan
motto Berubah Untuk Berbuah. Maka sudah
selayaknya kita sebagai persekutuan umat Allah juga mau menerima dan mengambil
bagian dalam perubahan-perubahan demi kemajuan gereja kita.
Dan setelah
berakhirnya Yubileum Agung Kerahiman ini nanti, kita diharapkan untuk tidak
berhenti berziarah, tidak berhenti untuk saling mengampuni dan memohon Sakramen
Pengakuan Dosa, tetap melaksanakan kunjungan keluarga dan Safari Keluarga Kudus
serta terus berjuang bersama-sama
memperlihatkan dan menawarkan tanda-tanda kehadiran dan kedekatan Allah kepada
semua orang dengan intensitas yang lebih besar, dengan hati yang lebih membara.
Demikian yang disampaikan saat sebelum misa penutupan Yubelium Kerahiman. Misa berlangsung sangat khidmat, dan seluruh umat berusaha untuk benar-benar meresapi makna Tahun Kerahiman yang telah dilalui selama setahun bersama-sama.
Akhirnya...
Diulang... harapannya adalah, bahwa setelah berakhirnya Yubelium Agung Kerahiman ini nanti, kita diharapkan untuk tidak berhenti berziarah, tidak berhenti untuk saling mengampuni dan memohon sakramen Pengampunan Dosa
Penutupan Tahun Kerahiman ini juga dimeriahkan dengan pameran foto-foto lingkungan yang diadakan di aula gereja, juga penyerahan hadiah untuk 3 pemenang lomba foto kerahiman. Pada hari sebelumnya (Sabtu malam) telah diadakan Doa Taize bersama di dalam gereja yang dimotori oleh OMK dan kategorial, juga penerimaan Sakramen Pengampunan Dosa yang diterimakan oleh Rm. Suwaji dan Rm. Benie.