Minggu Kedua : LITURGI SABDA (Bacaan Pertama s/d Doa Umat)
Menurut Konstitusi Liturgi artikel 7, dinyatakan bahwa Kristus hadir dalam perayaan Ekaristi melalui 4 cara, yakni:
I.
Hadir dalam diri Umat yang berkumpul (Mat 18:20: dimana dua atau tiga orang
berkumpul dalam namaKu, disitulah Aku berada di antara mereka).
II. Hadir dalam diri pribadi Imam yang memimpin
Misa atau perayaan sakramental (in persona Christi).
III. Hadir melalui Ekaristi (dalam rupa roti dan anggur yang melambangkan Tubuh dan Darah
Kristus sendiri)
IV.
Hadir melalui bacaan Kitab Suci (Yesus sendirilah yang bersabda melalui bacaan Kitab Suci yang dibacakan dalam gereja).
Maka,
1. Ketika Kitab Suci dibacakan:
- Umat DUDUK mendengarkan
dengan khidmat.
- Bersikap seperti
Maria yang duduk dengan tekun mendengarkan perkataan Yesus (Luk 10:39), bukan
seperti Marta yang sibuk sendiri.
- Umat dianjurkan membaca Kitab
Suci sebelum misa.
- Sehingga pada saat lektor membaca dari
Lectionarium, umat menyimak dengan khidmat, tidak asyik membaca
sendiri atau membolak-balik teks bacaan.
2. Mazmur Tanggapan dinyanyikan/ didaraskan:
- Merupakan ungkapan umat yang menanggapi Sabda Tuhan dalam bacaan pertama.
Bait-baitnya dinyanyikan oleh solis dengan artikulasi dan
ekspresi yang jelas.
- Umat mengulang refrain bersama-sama.
3. Bait pengantar Injil (Alleluia atau Terpujilah)
Adalah ungkapan
kebersamaan umat yang menyiapkan diri menerima sabda Tuhan dalam - Injil, yang
akan dibacakan oleh Imam / Diakon.
- Maka umat menyanyikannya sambil BERDIRI, sebagai sikap hormat yang
tertinggi menyambut Kristus dalam pembacaan Injil.
- Alleluia artinya marilah
kita memuji Allah,
oleh karenanya pada masa Adven & Prapaskah seruan Alleluia digantikan dengan Terpujilah Kristus Tuhan …… , karena kita
dalam suasana prihatin, sampai memuncak pada kemeriahan
perayaan Natal atau Paskah.
4. Pembacaan Injil
- Dibacakan dari buku Lectionarium atau
buku Evangeliarium
- Dibacakan secara
istimewa oleh Imam/Diakon dengan diawali, “Inilah Injil Yesus Kristus menurut….”,
- Dan umat menjawab, “Dimuliakanlah Tuhan.” dengan mantap.
- Kemudian umat membuat tanda salib kecil di dahi, di mulut dan di dada, yang bisa diartikan sebagai:
- Sabda-Mu kusematkan ke dalam pikiranku,
- Sabda-Mu
kuwartakan dengan mulutku,
- dan
Sabda-Mu kuresapkan ke dalam hatiku.
- Pada akhir
pembacaan Injil, imam/Diakon mengangkat Lectionarium/Evangeliarium dan
meneriakkan, “Demikianlah Injil Tuhan”.
- Umat menjawab, “Terpujilah Kristus”.
5. Homili
Selama homili ini Imam bertindak “in persona Christi”, yang artinya bertindak sebagai Kristus sendiri.
- Imam menjelaskan arti dan makna dari ketiga bacaan yang sudah dibacakan, untuk memahami karya penyelamatan
Allah, sejak masa Perjanjian Lama sampai
dengan Perjanjian Baru yang terpenuhi dalam
diri Yesus Kristus.
- Homili juga dimaksudkan untuk membantu umat menghayati sabda Allah dan
menemukan kaitan penyelamatan Allah dengan kehidupan sehari-hari.
- Maka, sikap yang
tepat selama Homili adalah DUDUK mendengarkan dengan khidmat dan mencoba
menerapkannya dalam hidup sehari-hari.
- Umat tidak dibenarkan untuk mengobrol, sibuk sendiri, main game/SMS,
atau bahkan tertidur.
6. Syahadat atau Doa Aku Percaya
- umat BERDIRI untuk mengungkapkan iman kepercayaannya kepada Allah
Tritunggal dan Gereja katolik universal, dengan rumus Syahadat Singkat (Para Rasul) atau Syahadat Panjang (Nicea-Konstantinopel).
- Pada saat mengucapkan
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria, seluruh umat MEMBUNGKUK.
Sikap hormat ini
sebagai tanda keyakinan iman, bahwa Yesus adalah benar-benar
Allah yang Kudus, yang lahir ke dunia melalui rahim bunda Maria perawan yang suci.
Khusus pada misa Hari Raya Natal, rumusan ini diucapkan sambil BERLUTUT,
untuk lebih menunjukkan keyakinan iman terhadap Yesus yang lahir di malam Natal
itu.
7. Doa Umat
- Doa Umat dilambungkan oleh petugas dari mimbar sabda dan
dijawab secara aklamasi oleh seluruh umat.
- Sikap umat selama doa umat ini adalah BERDIRI. Hal ini untuk menunjukkan
seruan kebersamaan seluruh umat kepada Allah Bapa, penyelenggara kehidupan
dan penguasa alam semesta.
- Pada hari raya, Doa Umat bisa dinyanyikan dan tentunya umat menjawabnya
dengan nyanyian pula.
Semoga kita semakin sadar dan mengerti akan
liturgi yang baik, benar dan indah.
Berkah
Dalem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar