KATEKESE
LITURGI, BULAN LITURGI NASIONAL 2018
Minggu Pertama : PEMBUKAAN (Perarakan masuk s/d Doa Pembukaan)
1.
Perayaan Ekaristi adalah puncak hidup kita
sebagai umat kristiani, Allah hadir kepada kita dan kita menyambut-Nya. Kita bersama dengan Yesus Kristus mempersembahkan kurban yang suci
murni, demi keselamatan umat manusia. Oleh karenanya kita wajib mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
- Kita dianjurkan untuk berpuasa, (minimal satu jam sebelum
misa), berpantang atau mengaku dosa.
- Diwajibkan untuk mengenakan pakaian rapi, bersih, resmi, sopan karena kita akan berjumpa dengan Allah Bapa yang mahaagung.
- Sangat dianjurkan
mengenakan sepatu
tertutup, baju ber-krah, panjang rok di bawah lutut;
dan jangan mengenakan sandal jepit, kaos oblong, baju tanpa lengan, atau pakaian
santai. Kita berfokus pada Kristus dan tidak mempertontonkan diri. (bdk. Kel 3:2 Musa
melepas sandalnya di hadapan Yahwe).
2. Saat memasuki gedung
gereja.
Ada “batas suci” yang tidak tertulis, kita wajib
menyadarinya
- Di dekat pintu ada air
suci, kita mencelupkan jari kita dan kita membuat tanda salib, sebagai tanda bahwa kita masuk ke dalam
persekutuan ilahi Bapa, Putera dan Roh Kudus; kita masuk dalam kesucian, sama seperti
waktu kita dibaptis dengan air suci. Dengan demikian kita masuki suasana
surgawi, tenang, hening, damai, dan kita tinggalkan suasana duniawi yang ramai.
- Maka suasana di dalam gereja harus HENING. Alat
komunikasi seperti Handphone harus di-silent atau dimatikan.
- Tidak membawa makanan/
minuman.
- Anak-anak
harus didampingi agar tidak berjalan-jalan mondar-mandir atau berisik membuat
gaduh.
3.
Sebelum menempati bangku yang kosong, terlebih dahulu menghormat:
- Berlutut dengan satu
kaki, bila ada Sakramen Mahakudus di dalam Tabernakel (ditandai dengan menyalanya lampu tabernakel.
- “Membungkuk dalam” bila lampu tabernakel padam, sebagai lambang kita menghormati - -- Altar
sebagai tempat suci dimana Yesus mengurbankankan diri-Nya.
- Kemudian berdoa secara pribadi sambil menunggu
dimulainya misa, tetap dengan menjaga keheningan.
4.
Perarakan Imam dan
petugas liturgi memasuki gereja.
- Paduan suara dan umat sambil berdiri
sambil menyanyikan nyanyian pembukaan, menyambut kehadiran
pribadi Imam yang berperan sebagai
Yesus sendiri (in persona Christi).
- Nyanyian perarakan atau nyanyian pembukaan ini membawa kita ke dalam suasana surgawi
5. Imam membuka perayaan dengan Tanda Salib meriah/dinyanyikan, dan Salam,
serta mengantarkan tema perayaan.
- Umat membuat tanda salib dengan mantap: di dahi, dada, pundak kiri dan pundak
kanan, kemudian menjawab “Amin”, yang artinya menyetujui dan meyakini.
6. Imam mengajak umat untuk mengadakan penelitian diri dan mengakui kesalahan dalam Doa Tobat, bisa dengan menyanyikan lagu Tuhan Kasihanilah Kami.
- Sikap umat BERLUTUT, menunjukkan bahwa kita tidak pantas berada di hadapan Tuhan.
- Mengakui kesalahan dengan menebah dada, sebagai
ungkapan kerendahan kita di hadapan Allah.
- Kemudian Imam mengajak Umat, untuk bersama-sama melambungkan
madah pujian Kemuliaan dengan megah.
- Selanjutnya Imam mengucapkan Doa Pembukaan yang dijawab umat dengan mantap: “Amin”.
Semoga kita semakin sadar dan mengerti akan
liturgi yang baik, benar dan indah. Berkah Dalem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar