Rabu, 30 November 2016

Penutupan Yubileum Tahun Kerahiman






Minggu 20 November 2016

Banyak kegiatan yang telah kita lakukan bersama. Kita berbondong-bondong berziarah ke tempat-tempat perziarahan yang telah ditentukan, bersama-sama menerima Sakramen Pengakuan Dosa dan mendapatkan indulgensi penuh, saling mengunjungi antar keluarga, berdoa bersama dan lain sebagainya. Kita bersama-sama melaksanakan Tahun Yubileum Kerahiman ini dengan penuh sukacita. Terasa sangat luar biasa.
Namun demikian, banyak diantara kita yang mungkin belum memahami arti Tahun Yubileum itu sendiri. Maka kini di hari penutupan Tahun Yubileum Kerahiman ini, marilah kita bersama mencoba sedikit memahaminya.
Tahun Yubileum juga disebut sebagai Tahun Suci, yang menjadi salah satu peristiwa paling penting dalam Gereja Katolik. Ada dua macam Tahun Yubileum: Yubelium Biasa dan Yubelium Luar Biasa atau Yubelium Agung
Yubelium Biasa dirayakan setiap 25 tahun sekali, sedangkan Yubelium Luar Biasa dirayakan untuk peringatan tertentu.
Yubileum atau Tahun Suci mulai dirayakan pada tahun 1300 oleh Paus Bonifasius VIII, dan kemudian menjadi tradisi Gereja Katolik sejak tahun 1475, yang merupakan sarana pengampunan menyeluruh yang terbuka bagi semua umat. Tahun Suci adalah waktu spesial untuk mencapai Allah dan sesama.
Yubelium Biasa terakhir diselenggarakan pada tahun 2000 saat gereja memasuki millenium baru, millenium ketiga, dan hingga saat ini telah diselenggarakan 24 kali Yubelium Biasa.
Tahun 2015-2016 ini, telah dicanangkan kembali sebagai Tahun Yubelium. Dan karena belum genap 25 tahun dari Yubelium terakhir, maka menjadikannya sebagai Tahun Yubelium Luar Biasa, yang merupakan kali ke-5 dicanangkan oleh gereja. Yang terakhir sebelumnya adalah pada tahun 1983 yang dicanangkan oleh Paus Yohanes Paulus II untuk merayakan 1950 tahun wafat dan kebangkitan Yesus Kristus.
Lalu kenapa Paus Fransiskus mencanangkan Yubileum Luar Biasa pada tahun ini?
Paus Fransiskus mengumumkan Yubileum Kerahiman pada Maret 2015 dan kemudian menjelaskan alasannya pada saat membacakan Bulla (Surat Paten) Kepausan pada bulan April. Alasan beliau adalah sebagai berikut, bahwa saat ini gereja sedang berada dalam perubahan sejarah, dipanggil untuk menawarkan tanda kehadiran dan kedekatan Allah dengan intensitas yang lebih besar. Ini bukan saatnya larut dalam kebingungan.
Ketua organisatoris Tahun Yubileum, Uskup Agung Rino Fisichella menambahkan: “Kita hendaknya memahami bahwa alasan paling utama dari perayaan ini adalah untuk memunculkan pemahaman dalam diri kita masing-masing bahwa kita memiliki kebutuhan yang begitu mendalam akan kehadiran Allah.”
Sakramen Rekonsiliasi / Pengakuan Dosa akan mendapat tempat paling utama dalam seluruh hari selama Yubileum, tetapi ada beberapa gereja yang didedikasikan secara khusus untuk merayakan sakramen Rekonsiliasi
“Gereja sedang berada dalam perubahan sejarah”, begitu sepenggal kalimat yang disampaikan oleh Paus Fransiskus. Hal serupa telah juga disampaikan oleh Rm. Henrikus Suwaji, O.Carm dengan mencanangkan motto Berubah Untuk Berbuah. Maka sudah selayaknya kita sebagai persekutuan umat Allah juga mau menerima dan mengambil bagian dalam perubahan-perubahan demi kemajuan gereja kita.
Dan setelah berakhirnya Yubileum Agung Kerahiman ini nanti, kita diharapkan untuk tidak berhenti berziarah, tidak berhenti untuk saling mengampuni dan memohon Sakramen Pengakuan Dosa, tetap melaksanakan kunjungan keluarga dan Safari Keluarga Kudus serta terus berjuang  bersama-sama memperlihatkan dan menawarkan tanda-tanda kehadiran dan kedekatan Allah kepada semua orang dengan intensitas yang lebih besar, dengan hati yang lebih membara.


Demikian yang disampaikan saat sebelum misa penutupan Yubelium Kerahiman. Misa berlangsung sangat khidmat, dan seluruh umat berusaha untuk benar-benar meresapi makna Tahun Kerahiman yang telah dilalui selama setahun bersama-sama.
Akhirnya...
Diulang... harapannya adalah, bahwa setelah berakhirnya Yubelium Agung Kerahiman ini nanti, kita diharapkan untuk tidak berhenti berziarah, tidak berhenti untuk saling mengampuni dan memohon sakramen Pengampunan Dosa



Penutupan Tahun Kerahiman ini juga dimeriahkan dengan pameran foto-foto lingkungan yang diadakan di aula gereja, juga penyerahan hadiah untuk 3 pemenang lomba foto kerahiman. Pada hari sebelumnya (Sabtu malam) telah diadakan Doa Taize bersama di dalam gereja yang dimotori oleh OMK dan kategorial, juga penerimaan Sakramen Pengampunan Dosa yang diterimakan oleh Rm. Suwaji dan Rm. Benie.

1 komentar: